SEMANTIK
DILIHAT DARI SISTEMATIKA BAHASA
Hubungan antara semantik dan linguistik dapat dilihat dari keberadaan
semantik dalam bahasa. Verhaar (1981: 124) menggambarkan secara jelas mengenai
aspek semantik dilihat dari sistematika bahasa. Hal ini dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Fungsi (tidak ada semantik; kosong dari arti)
Sintaksis Kategori
Tata bahasa
Peran Semantik gramatikal
Morfologi
Fonologi
fonemik (tidak ada semantik,
tetapi tiap-tiap fonem berfungsi sebagai pembeda makna).
Leksikon (semantik
leksikal)
Ilmu bahasa terdiri atas empat tataran,
yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Dari keempat cabang ilmu
tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu tata bahasa (gramatika)
atau struktur bahasa dan di luar gramatika atau di luar struktur bahasa. Cabang
ilmu bahasa yang mencakup tata bahasa atau struktur bahasa (gramatika) adalah
morfologi dan sintaksis. Morfologi mempelajari seluk-beluk kata, sedangkan
sintaksis mempelajari bagian yang lebih besar dari kata yaitu frasa, klausa, dan
kalimat (Upiedu, 2011).
Cabang ilmu bahasa yang tidak termasuk
pada struktur bahasa adalah fonologi dan semantik. Fonologi yaitu cabang ilmu
bahasa yang meneliti fonem atau bunyi-bunyi bahasa. Sedangkan semantik
merupakan ilmu bahasa yang membahas tentang makna, baik makna kata, makna
frasa, makna klausa, makna kalimat, maupun makna wacana sebagai satuan bahasa
yang lengkap. Apabila diperhatikan, sebuah bentuk (kata, frasa, klausa, ataupun
kalimat) sebenarnya terdiri atas dua lapis, yakni lapis bentuk dan lapis makna
(Suwandi, 2011: 10).
Berdasarkan pemaparan tentang semantik
dilihat dari sistematika bahasa, maka dapat disimpulkan bahwa semantik
merupakan bagian dari tata bahasa dalam sistematika bahasa yang membahas
tentang makna, baik makna kata, makna frasa, makna klausa, makna kalimat,
maupun makna wacana sebagai satuan bahasa yang lengkap dari segi kategori,
peran, dan bentuk.
Sumber Referensi
Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik: Pengantar Kajian Makna.
Pustaka Pelajar: Surakarta
Upiedu. 2011. Dual Modes Kebahasaan I BBM 7. (online).
Verhaar,
J.W.M. 1981. Pengantar Linguistik.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
SEMANTIK
DILIHAT DARI TATARAN LINGUISTIK
Tataran linguistik dibagi menjadi dua
sub yaitu linguistik mikro dan linguistik makro. Semantik masuk dalam tataran linguistik
mikro yang mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, dan pragmatik yang mengkaji
bahasa dari segi makna. Semantik menempati posisi yang sejajar dengan disiplin
ilmu lain dalam linguistik mikro. Kedudukan semantik pada tataran linguistik dapat
dilihat pada diagram berikut.
Fonologi
Morfologi
Linguistik Mikro Sintaksis
L Pragmatik
I Semantik
N
G
U
I
S
T
I
K Sosiolinguistik
Linguistik Makro
Psikolinguistik
Neurolinguistik
Antropolinguisti
Menurut para
linguis, baik secara eksplisit maupun secara implisit, menerima bahwa komponen
bunyi menduduki tingkat pertama, tata bahasa (gramatika) pada tingkat kedua,
dan komponen semantik pada tingkat akhir (Suwandi, 2011: 5). Palmer (1981:5) menjelaskan kedudukan semantik dalam
studi bahasa (linguistik). Dia berasumsi bahwa semantik merupakan suatu
komponen yang terdapat dalam linguistik, sama seperti komponen bunyi dan
gramatika (tata bahasa). Berdasarkan asumsi bahwa makna menjadi bagian dari
bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik. Sama seperti komponen
bunyi dan tata bahasa, makna merupakan komponen yang menduduki tingkatan
tertentu.
Berdasarkan pemaparan tentang semantik
dilihat dari tataran linguistik, maka dapat disimpulkan bahwa semantik
merupakan bagian dari ilmu linguistik mikro yang menduduki posisi sejajar
dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan pragmatik.
Sumber
Referensi
Palmer, F.R. 1981.
Semantics. Sydney: Cambridge
University Press.
Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik: Pengantar Kajian Makna.
Pustaka Pelajar: Surakarta
Nice sekali
BalasHapus